Saat merenung tiba
Aku kian terbangun
Aku sadar dalam kecewa
Takdir ini membuatku tertawa
Dalam bahagia sekaligus pahit
Dalam maya
Aku tertawa
Tapi tidak hatiku
Aku tersenyum
Tapi benci
Aku merajuk
Tapi pilu
Akubersama
Tapi terasa sendiri
Riuh ramai suasana
Tapi hening kurasa
Apa guna gemilang harta
Jika tak menjamin adanya bahagia
Kasih sayang aku butuh
Tapi kini telah terbagi
Rela merelakan
Jika memang rasa senang
Enggan aku enggan
Jika memang rasa puas
Untukmu
Aku tak akan sadar
D_Prologue
Once upon a time... Because the story should begin with it... There was a mount. This mount was placed by The God and The Goddess in the land which was surrounded by haze. This land wasn't written in the map. This land written on the human's soul. Just the owner of this mount could see her/his mount. But it couln't be saw and guessed how tall it is because of haze.
So much sadness all at once happiness.
There was a chance in the failure. Felt success and could feel lose.Lots of lesson could be taken. Lots of experience was given.Showed challenges which in it saved so much help.
I had one too. Just like you, actually. The door to my soul will be opened so wide... And welcome now, just to you, My Best Friends Forever...
Jumat, 22 Mei 2009
Sadar
Diposting oleh Achicha di 05.02 0 komentar
Label: d_Poetry
Keinginan
Hey...
Boleh membagi?
Aku menginginkan sesuatu
Semula aku yakin tak mendapat
Namun yang diharap memberi harapan
Entah mungkin...
Aku terlalu lelap
Terlalu terlena
Terlalu bahagia
Hingga yang diharap mencabut harapan
Oh...
Bolehkah kumohon
Dapatkah harapan datang kembali padaku?
Aku ingin...
Aku ingin harapan datang lagi
Aku ingin harapan kembali lagi
Aku ingin harapan menemani lagi
Aku ingin harapan diberikan lagi
Entah merasa khilaf
Kecewa
Sedih
Terluka
Bingung
Bersalah
Atau asa berputus
Benar-benar tak tahu cara menggapai keinginan kembali
Serasa sulit untuk membantah
Jika boleh aku meminta...
Apapun aku berikan
Bahkan nyawa tidak guna ini
Asalkan keinginan kembali ke pangkuan
Diposting oleh Achicha di 04.31 0 komentar
Label: d_Poetry
Senin, 13 April 2009
Usaha yang Dibumbui Peluh yang Kumakan
Memang bukan kuli
Bekerja dengan mengembangkan otot sehingga berkeringat
Tetapi hanya duduk
Memang tidak tani
Kerjanya di bawah terik mentari sehingga berkeringat
Tetapi dilindungi atap gedung putih
Cukup dengan itu
Peluhnya terlahir sendiri
Memberi makan anak serta istri
Dan itu lebih dari apa pun
Dimanapun bekerja dengan otak tentu lebih berat
Aku memang hanya enak
Tetapi tahukah engkau, Ayah...
Dalam sajak sedih aku bernyanyi
Enak ini tidak enak
Dalam sajak sedih aku bercerita
Diri ini begitu bodoh
Dalam sejak sedih aku meratap
Pantaskah?
Ayah, apakah usaha yang dibumbui peluh yang kumakan itu...
Halal untukku?
Diposting oleh Achicha di 21.02 0 komentar
Label: d_Poetry